Teungku Imam Bonjol melawan penjajahan Belanda di Sumatera Barat


Kedatangan Imam Bonjol ke Sumatera Barat awalnya bertujuan syiar agama islam di bumi Sumatera Barat. Yang sebelumnya syariat Islam di Sumatera Barat sudah mulai  memudar. Hal ini disebabkan karena kepercayaan adat setemapt terhadap animesme dan dinamisme masih terlalu kental,ditambah tidak ada nya ulama penerus syariat islam masa itu. Hadirlah Ulama besar Tuanku Imam Bonjol berasal dari suku Paderi. Namun syiar islam terhadap masyarkat setempat rupanya tidak tidak diterima baik oleh masyarakat adat setempat. Perselihan-perselihan terjadi antara pengikut Tuanku Imam Bonjol dengan penganut kaum adat setempat.

Perang terbuka antara keduanya mulai terjadi pada tahun 1809. Dengan memanfaatkan kaum adat belanda mempengaruhi masyarakat adat setempat untuk memerangi pergerakan Tuanku Imam Bonjol. Pada tahun 1821 Belanda terlibat konflik langsung. Belanda dan masyarajat adat tidak dapat megalahkan kaum paderi pimpinan Tuanku Imam Bonjol. Kekeuatan Imam Bonjol berpusat di benteng Bonjol.

Belanda mengirimkan pasukannya dari pulau jawa,yang saat itu pasukan belanda telah selesai melakukan perjanjian Masan untuk mnegelabuhi Pangeran Diponegonegoro. Seluruh kekuatan pasukan Belanda menuju Sumatera Barat pada tahun 1832. Seiring berjalan waktu masyarakat adat sadar telah dimanfaatkan  oleh penjajahan Belanda. Kemudian masyarakat adat bersatu dengan Kaum Paderi untung melawan Belanda. Namun jumlah kekuatan belanda tak dapat dikalahkan oleh mang syarakat adat dan kaum paderi yang dipimpin Tuanku Imam Bonjol. Belanda berhasil menduduki benteng Bonjol pada tanggal 16 agustus 1837. Meski demikian perlawanan terhadap penjajahan belanda belum berakhir karena Tuanku Imam Bonjol berhasil menyelematkan diri dan melakukan perlawan dengan kekuatan seadanya.


Lagi-lagi belanda menginginkan perundingan pada bulan oktober 1837 di palupuh untuk menyudahi peperangan. Ternyata hanya perundingan tipuan,begitu sampai ditempat perundingan yang telah ditentukan Tuanku Imam Bonjol lansung ditangkap dan diasingkan di Cianjur,Jawa Barat. Kemudian dipindahkan ke Ambon lalu dipindahkan lagi ke manado. Dalam masa pengasingannya tak ada makanan dan minum yang diberikan untuk Tuanku Imam Bonjol,sehingga beliau meinggal dunia pada tanggal 8 november 1864 di Manado. 

Comments