Setelah Indonesia MEMPROKLAMASIKAN
kemerdekaannya rupanya Belanda tak menghentikan kerakusannya terhadap wilayah
di bumi pertiwi. Pada tanggal 2 maret 1946 pasukan Belanda sampai di pulau Bali
(yang sering disebut sebagai pulau dewata). Kedatangan mereka disambut baik
oleh orang-orang yang pro terhadap belanda. Sekitar 2000 lebih tentara Belanda
mendarat di pulau bali dengan lengkap segala persentaannya.
Saat dilaksanakan
perjanjian linggarjati menghasilkan kesepakatan bahwa wilayah republic Indonesia
hanyalah Sumatera,Jawa dan Madura. Jadi Bali belum termasuk wilayah Indonesia. Oleh
karena itu Letnan Kolonel I Gusti Ngurahrai sedih dan tidak dapat menerima
hasil keputusan itu. Dengan segala bujuk rayuan Pasukan belanda kepada I Gusti
Ngurahrai agar beliau sudi mendukung pembentukan Negara boneka. Namun beliau tidak
mengindahkan rayuan dari Pasukan belanda.
Belanda dari tanah jajahan
sebelumnya rupanya benar bahwa kedatangan belanda menimbulkan kesengsaraan bagi
rakyat bali. Dengan tegas I Gusti Ngurah Rai menyatakan tidak akan pernah
bergabung sebagai Negara boneka oleh siapapun. Karena Bali memang sebenarnya adalah
bagian dari tanah air Indonesia. Tekanan demi tekanan dilakukan oleh pihak
belanda karena sikap I Gusti Ngurah Rai. Namun cinta tanah air bumi pertiwi
dalam hatinya tak dapat dipadamkan lagi oleh apapun.
Perlawanan I Gusti Ngurah Rai mulai
berkobar pada tanggal 18 November 1946. Begitu sengit nya perlawanan I Gusti
Ngurah Rai dengan para pasukannya dalam melawan penjajahan belanda. Namun pantang
menyerahkan bumi nusantara adalah harga mati yang tertanam dalam saunubari
beliau. Sehingga Belanda mngerahkan seluruh kekuatan pasukan di Bali dan dari
Lombok untuk menyerang I Gusti Ngurah Raid an pasukannya. Pertempuran terjadi
di daerah Margarana. Rakyat bali dipimpin langsung oleh I Gusti Ngurah Rai langsung, menghadang
kekejian pasukan Belanda.
Pertemburan sengit itu selain tak seimbang
jumlah juga tak seimbang persenjataan. Banyak sekali pasukan I Gusti Ngurah Rai
yang gugur. Dalam kondisi yang semakin terhimpit akhirnya I Gusti Ngurah Rai
menyerukan bertempur sampai mati demi mempertahankan keutuhan Nusantara. Sehingga
terjadilah PUPUTAN (perang sampai mati) yang menyebabkan gugurlah I Gusti
Ngurah Raid dan semua. Walaupun pasukan Belanda tidak semua bisa ditumpas namun
kedaulatan nusantara di pulau dewata semakin berjaya berkat perjuangan dan
pengorbanan I Gusti Ngurah Rai dan pasukannya.
Comments
Post a Comment